Senin, 07 Desember 2015

Siapa "Saya"?

who I am?
Pertanyaan yang biasa namun memiliki makna yang besar.
Dalam islam kita sering mendengar "jika ingin mengenal Tuhan, maka kenalilah diri sendiri" makna yang sama akan ditemukan dalam ungkapan kira-kira "barang siapa yang bersungguh-sungguh ingin mencari/mengenal Tuhannya maka Kami akan menunjukan jalanNya". Ungkapan yang bagi saya lebih dari sekedar nasehat tetapi bermakna besar dalam pemikiran bahwa akhirnya pengenalan diri yang sungguh-sungguh akan membawa kita kepada Tuhan yang sebenarnya.
siapakah "saya" menjadi aneh sebenarnya jika menjadi pokok pembahasan yang harus dipikirkan karena itu hanyalah sebuah pertanyaan biasa. Namun apakah benar ini hanya pertanyaan biasa? atau pertanyaan yang manakah "saya"? kita dengan tenang dan biasa aja akan menyikapi ini dengan menjawab inilah saya sembari menunjuk diri kita yang ini. Padahal yang ditunjuk adalah "tubuh saya" bukan esensi "ke-aku-an".
Plato mulai menjawab ini dengan mengatakan saya adalah hasil dari ide, jadi saya hanyalah perwujudan dari pemikiran ide. Kira-kira tafsiran tentang "saya" yaitu "saya merupakan perwujudan dari ide itu sendiri". Ide adalah eksistensi sekunder yang "ada" setelah "saya". Jadi jelas saya adalah kesatuan fisik yang terdiri dari tubuh lengkap dengan fungsi-fungsinya sendiri, sedangkan ide hanyalah hasil dari kerja otak yang berpikir karena sel-sel syarafnya bekerja dengan baik.
Menurut Aristoteles "saya" adalah kesatuan antara ide dengan materi/fisik, ide tidak akna ada jika fisik tidak ada begitu juga sebaliknya.
Tetapi saya adalah makhluk yang terbatas, yang tak berdaya sehingga dalam idenya muncul ide tentang kesempurnaan, tentang keteratasan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar