A.
Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata
yang tepat untuk menyatakan ide atau gagasan. Pilihan kata merupakan unsur yang
sangat penting, karena bahasa terjadi dari kata-kata. Kata-kata ini membentuk
kelompok kata, kalimat,atau pun wacana berdasarkan kaidah bahasa yang
bersangkutan.
Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk
merupakan sesuatu yang dapat diindrai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan
sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan
bentuk.
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah
makna dalam alam wajar secara eksplisit. Denotatif adalah suatu pengertian yang
dikandung sebuah kata secara objektif. Makna konotatif adalah makna asosiatif,
makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Contoh
:
Dia
adalah wanita cantik (denotatif)
Dia
adalah wanita manis (konotatif)
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok
yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata
khusus adalah kata yang mengacu kepada
pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
Kata umum : Bunga
Kata khusus : mawar, melati, cempaka, anggrek, dahlia
3. Kata Bersinonim, Berhomofoni, dan Berhomografi
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama. Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan,
dan berbeda makna. Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan
berbeda makna.
Contoh :
Sinonim : mati – wafat – meninggal
Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
Homografi : Apel (buah) – Apel (upacara)
Kata-kata yang dipakai secara kiasan
yang disampaikan pada suatu kesempatan disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan
tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh :
keras kepala , panjang tangan , sakit hati, banting tulang
B. Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau sering juga disebut
majas adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat
dipakai untuk mengungkapkan maksud. Ada cara yang memakai perlambang (majas
metafora, personifikasi) ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme,
litotes) dan majas-majas yang lainnya.
Macam-macam gaya bahasa
:
1. Gaya bahasa penegasan
Terdiri
dari beberapa jenis : invers, retoris, koreksio, repetisi, paralelisme,
enomerasio, klimaks, antiklimaks, asidenton, polisidenton, pleonasme,
tautologi, praterito, ellipsis, interupsi, ekslamasio.
2. Gaya bahasa perbandingan
Jenisnya : tropen, simbolik, antonomasia, alusio,
eufimisme, litotes, hiperbola, periphrasis, personifikasi, sinekdoke,
metonimia, alegori, metafora, simile.
Jenisnya:
paradoks, antitesis, anokronisme, kontradiksio, okupasi.
Jenisnya : ironi, sinisme, sarkasme, antifrasis,
innuendo.
Penggunaan gaya bahasa atau majas banyak kita temui dalam karya-karya
sastra seperti puisi, cerpen, novel, atau drama. Penulis atau penyair memiliki
diksi atau kata-kata tertentu untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai apa yang dirasakannya. Gaya bahasa
seseorang pada saat mengungkapkan perasaanya, baik secara lisan maupun tulisan
dapat menimbulkan reaksi pembaca berupa tanggapan.
Sumber:
Arifin, E.
Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika
Pressindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar