Kamis, 03 Desember 2015

Bagaimana Diksi atau Pilihan Kata dan Gaya Bahasa yang Benar?


   A.    Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan ide atau gagasan. Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, karena bahasa terjadi dari kata-kata. Kata-kata ini membentuk kelompok kata, kalimat,atau pun wacana berdasarkan kaidah bahasa yang bersangkutan.
Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk merupakan sesuatu yang dapat diindrai, dilihat, atau didengar. Makna merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan bentuk.

    1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.
Contoh :
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)

2. Kata Umum dan Khusus
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
Kata umum     : Bunga
Kata khusus    : mawar, melati, cempaka, anggrek, dahlia

3. Kata Bersinonim, Berhomofoni, dan Berhomografi
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama. Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna. Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.
Contoh :
Sinonim : mati – wafat – meninggal
Homofoni : Bank  (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
Homografi : Apel (buah) – Apel (upacara)

4. Ungkapan Idiomatik
Kata-kata yang dipakai secara kiasan yang disampaikan pada suatu kesempatan disebut idiom atau ungkapan. Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.
Contoh :
keras  kepala , panjang tangan , sakit hati, banting tulang

   B.     Gaya Bahasa
Gaya bahasa atau sering juga disebut majas adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengungkapkan maksud. Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora, personifikasi) ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes) dan majas-majas yang lainnya.

Macam-macam gaya bahasa :
1. Gaya bahasa penegasan
Terdiri dari beberapa jenis : invers, retoris, koreksio, repetisi, paralelisme, enomerasio, klimaks, antiklimaks, asidenton, polisidenton, pleonasme, tautologi, praterito, ellipsis, interupsi, ekslamasio.

         2. Gaya bahasa perbandingan
Jenisnya : tropen, simbolik, antonomasia, alusio, eufimisme, litotes, hiperbola, periphrasis, personifikasi, sinekdoke, metonimia, alegori, metafora, simile.

3. Gaya bahasa pertentangan
Jenisnya: paradoks, antitesis, anokronisme, kontradiksio, okupasi.

4. Gaya bahasa sindiran
Jenisnya : ironi, sinisme, sarkasme, antifrasis, innuendo.
Penggunaan gaya bahasa atau majas banyak kita temui dalam karya-karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, atau drama. Penulis atau penyair memiliki diksi atau kata-kata tertentu untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai apa yang dirasakannya. Gaya bahasa seseorang pada saat mengungkapkan perasaanya, baik secara lisan maupun tulisan dapat menimbulkan reaksi pembaca berupa tanggapan.

Sumber:
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika
Pressindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar