PEMBAHASAN
- Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum
berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu pelari, dan curere yang
artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian
pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan
pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang
harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian
kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:
Pengertian Kurikulum Menurut
Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut
Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak
sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah
ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut
Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan
dikemukakan oleh pihak sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut
Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata
pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum
adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
- Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan
penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan
untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran
dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
- Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a)
Isi
atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran.
b)
Kompetensi
Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
c)
Kompetensi
Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
d)
Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan
kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
e)
Kompetensi
Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
f)
Kompetensi
Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
g)
Silabus
dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
h)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
- Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Metode pembelajaran adalah cara
yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam
kegiatan pembelajaran, antara lain:
1.
Metode ceramah
Penyampaian
materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun
nonverbal.
2.
Metode latihan
Penyampaian
materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan
siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3.
Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui
bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik. Bertujuan
memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru
mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4.
Metode karya wisata
Metode
penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar
kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau
mengalami secara langsung.
5.
Metode demonstrasi
Metode
pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang
berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6.
Metode sosiodrama
Metode
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan
memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7.
Metode bermain peran
8.
Pembelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu
tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan,
tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
9.
Metode diskusi
Metode
pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk
memecahkan masalah secara kelompok.
10.
Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode
pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode
pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang
telah diberikan guru.
11.
Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk
pencobaan.
12.
Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau
dari sudut pandang lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan
dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada
suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan
dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
- Tujuan pembelajaran
- Tingkat kematangan anak didik
- Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
- Sistem Pembelajaran Kurikulum 2013
Pada kurikulum 2013, mata
pelajaran yang diterapkan yaitu :
*
SD
Tematik Integratif (kegiatan
intrakulikuler): Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni budaya dan prakarya, serta pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan.
Kegiatan ekstrakulikuler: Pramuka
(wajib), UKS, dan PMR
*
SMP
Kegiatan intrakulikuler:
Pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni budaya, pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan, serta prakarya
Untuk MTs ditambah dengan
pelajaran keagamaan seperti, Bahasa Arab, Fiqih, AL-Quran Hadist, Akidah
Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Kegiatan ekstrakulikuler: Pramuka
(wajib), UKS, dan PMR
*
SMA
Kegiatan intrakulikuler:
Pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, sejarah Indonesia, Seni
budaya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta prakarya.
Kelompok peminatan:
MIA : Matematika peminatan
IIS : Sejarah dunia
BABU : Bahasa Indonesia peminatan
Untuk SMK / STM ditambah dengan
mate pelajaran yang sesuai dengan kejuruan yang diambil. Untuk
MAN ditambah dengan pelajaran keagamaan seperti, Bahasa Arab, Fiqih, AL-Quran
Hadist, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Kegiatan ekstrakulikuler: Pramuka
(wajib), UKS, dan PMR
Pada kurikulum 2013, jam pelajaran juga lebih banyak dari
sebelumnya.
*
SD
Awalnya 26 jam
menjadi 30 jam, dengan satu jam pelajaran 35 menit
*
SMP
Awalnya 28 jam
menjadi 34 jam, dengan satu jam pelajaran 40 menit
*
SMA
Awalnya 38 jam
menjadi 42 (untuk kelas X) dan menjadi 44 (untuk kelas XI dan XII), dengan satu
jam pelajaran 45 menit
Penambahan jam belajar ini
filosofinya adalah untuk menambah volume pengetahuan siswa sekaligus
pembentukan karakter. Semakin lama siswa berada disekolah dan berada dibawah
pengawasan guru, semakin banyak ilmu yang diperoleh. Penambahan ini menjadi
salah satu solusi dari masalah yang kerap muncul dikalangan siswa, yaitu sering
dijumpainya para siswa yang berkeliaran diluar sekolah, misalnya agar anak-anak
tidak berkeliaran di mal, tawuran, atau kekerasan pelajaran.
Pelajaran matematika yang diterapkan pada kurikulum 2013,
yaitu:
*
SD :
Masih bersangkutan dengan pembelajaran tematik integratif. IPA menjadi
materi pembahasan pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dll.
*
SMP : Materi matematika di SMP dalam
kurikulum 2013 tidak jauh beda dengan
kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
*
SMA : Materi pelajaran yang seharusnya
diselesaikan dalam 3 tahun (seperti dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya)
dapat diselesaikan dalam 2 tahun (kelas X dan XI). Hal ini dikarenakan pada
saat kelas XII siswa lebih difokuskan untuk mendalami tes masuk perguruan
tinggi.
Dengan standar penilaian
menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
- Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013.
Terdapat 14 prinsip pembelajaran kurikulum 2013 yaitu :
1)
Siswa
Mencari Tahu, pembelajaran mendorong siswa menjadi siswa yang aktif. Guru
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terharap suatu persoalan maka siswa
merumuskannya dalam suatu pertanyaan.
2)
Belajar
Berbasis Aneka Sumber, peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan dari
guru saja melainkan dari berbagai sumber seperti buku, internet, koran, majalah,
referensi dari perpustakaan dan sebagainya.
3)
Proses
sebagai Penguatan Pengunaan Pendekatan Ilmiah, guru tidak hanya memperoleh
sumber dari tertulis saja,dapat
menggunakan mind maping, gambar, diagram dll.
4)
Pembelajaran
Berbasis Kompetensi, pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar saja
tetapi dari aktivitas dalam proses belajar.
5)
Pembelajaran
Terpadu, semua materi pelajaran diletakan dalam sistem yang terpadu, untuk itu
guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama,menentukan karya siswa bersama-sama
sehingga beban belajar siswa dapat diatur.
6)
Pembelajaran
dengan Jawaban yang Kebenarannya Multi Dimensi, disini siswa belajar menerima
kebenaran tidak tunggal, ketika siswa melihat suatu permasalahan yang sama,
akan tetapi mereka akan mencari solusi atau alasan setiap orang berbeda.
7)
Keterampilan
Aplikatif, metode pembelajaran yang digunakan guru beraneka raga, tidak hanya
ceramah saja, banyak aplikasi yang dpat digunakan.
8)
Peningkatan
dan Keseimbangan antara KeterampilanFisikal dengan Keterampilan Mental, hasil
belajar tidak hanya menampilkan angka dalam bentuk pengetahuannya tetapi juga
informasi menyangkut perkembangan sikap da keterampilannya.
9)
Pembelajaran
yang Mengutamakan Pembudayaan dan Pemberdayaan Siswa Sebagai Pembelajar
Sepanjang Hayat, guru mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan
norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
10)
Pembelajaran
yang Menerapkan Nilai-nilai dengan Memberi Keteladanan, Membangun Kemauan, dan
Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Proses Bembelajaran, disini guru
menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan memberi contoh
bagaimana hidup selalu belajar hidup patuh menjalankan agama dan perilaku baik
lain.
11)
Pembelajaran
Berlangsung di Rumah, di Sekolah, dan di Masyarakat, peserta didik ditak hanya
belajar di sekolah saja tetapi dimanapun dapan belajar.
12)
Pembelajaran
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan
dimana saja adalah kelas.
13)
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran, sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan
TIK yang ada.
14)
Pengakuan
Atas Individu dan Latar Belakang Budaya Siswa, cita-cita, latar belakang, cara
pandang, cara mendapat pendidikan di rumah, cara berfikir, dan keyakinan setiap
siswa berbeda-beda.
- Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.
Kelebihan Kurikulum 2013:
1)
Lebih menekankan pada pendidikan
karakter. Selain kreatif
dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi
menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus
diintegrasikan kesemua program studi.
2)
Asumsi
dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali
anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
3)
Merangsang pendidikan siswa dari awal,
misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
4)
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga
harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan
calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kelemahan Kurikulum 2013:
1)
Pemerintah seolah melihat semua guru dan
siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2)
Tidak
ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
3)
Pengintegrasian
mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang
pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
- Pembelajaran Scientific
- Mengamati (Observing)
Metode mengamati
/ observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaannya, proses mengamati memerlukan waktu persiapan yang lama dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Namun metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik karena
peserta didik yang terlibat dalam proses mengamati akan dapat menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
- Menanya (Questioning)
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
belajar dengan baik. Ketika guru
menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya
itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk
“kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah
ciri-ciri norma hukum? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri norma
hukum.
- Menalar (Associating)
Penalaran adalah
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata emiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran
dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat.
Aplikasi
pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta
didik dapat dilakukan dengan cara :
- Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
- Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
- Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
- Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
- Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
- Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
- Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
- Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
- Mencoba (Experimenting)
Untuk memperoleh
hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada
mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik
pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang
alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode
eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang
nyata untuk ini adalah:
a.
menentukan tema atau topik sesuai dengan
kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
b.
mempelajari cara-cara penggunaan alat
dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
c.
mempelajari dasar teoritis yang relevan
dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
d.
melakukan dan mengamati percobaan;
e.
mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data;
f.
menarik simpulan atas hasil percobaan;
g.
membuat laporan dan mengkomunikasikan
hasil percobaan.
- Membentuk jejaring pembelajaran / pembelajaran kolaboratif (networking)
Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar
teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan
filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai
kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja
rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Untuk mengetahui
definisi & contoh model pembelajaran kolaboratif Kurikulum 2013, serta
langkah-langkah penerapan model pembelajaran Card Sort, Tim Siswa
Kelompok Prestasi, Jigsaw, Group Investigation, CIRC, dan Inkuiri Dasar
selengkapnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar