Selasa, 01 Desember 2015

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013?



PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin curerer yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli:

Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

  1.  Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

  1.  Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a)      Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
b)      Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
c)      Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
d)     Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
e)      Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
f)       Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
g)      Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
h)      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

  1. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1.    Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2.    Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3.    Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4.    Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
5.    Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6.    Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7.    Metode bermain peran
8.    Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
9.    Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
10.              Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
11.              Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
12.              Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.

Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif, penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
  1. Tujuan pembelajaran
  2. Tingkat kematangan anak didik
  3. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran

  1. Sistem Pembelajaran Kurikulum 2013

Pada kurikulum 2013, mata pelajaran yang diterapkan yaitu :
*        SD
Tematik Integratif (kegiatan intrakulikuler): Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni budaya dan prakarya, serta pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kegiatan ekstrakulikuler: Pramuka (wajib), UKS, dan PMR
*        SMP
Kegiatan intrakulikuler: Pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni budaya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta prakarya
Untuk MTs ditambah dengan pelajaran keagamaan seperti, Bahasa Arab, Fiqih, AL-Quran Hadist, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Kegiatan ekstrakulikuler: Pramuka (wajib), UKS, dan PMR
*        SMA
Kegiatan intrakulikuler: Pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, sejarah Indonesia, Seni budaya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta prakarya.
Kelompok peminatan:
MIA : Matematika peminatan
IIS : Sejarah dunia
BABU : Bahasa Indonesia peminatan
Untuk SMK / STM ditambah dengan mate pelajaran yang sesuai dengan kejuruan yang diambil. Untuk MAN ditambah dengan pelajaran keagamaan seperti, Bahasa Arab, Fiqih, AL-Quran Hadist, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Kegiatan ekstrakulikuler: Pramuka (wajib), UKS, dan PMR

Pada kurikulum 2013, jam pelajaran juga lebih banyak dari sebelumnya.
*        SD
Awalnya 26 jam menjadi 30 jam, dengan satu jam pelajaran 35 menit
*        SMP
Awalnya 28 jam menjadi 34 jam, dengan satu jam pelajaran 40 menit
*        SMA
Awalnya 38 jam menjadi 42 (untuk kelas X) dan menjadi 44 (untuk kelas XI dan XII), dengan satu jam pelajaran 45 menit

Penambahan jam belajar ini filosofinya adalah untuk menambah volume pengetahuan siswa sekaligus pembentukan karakter. Semakin lama siswa berada disekolah dan berada dibawah pengawasan guru, semakin banyak ilmu yang diperoleh. Penambahan ini menjadi salah satu solusi dari masalah yang kerap muncul dikalangan siswa, yaitu sering dijumpainya para siswa yang berkeliaran diluar sekolah, misalnya agar anak-anak tidak berkeliaran di mal, tawuran, atau kekerasan pelajaran.

Pelajaran matematika yang diterapkan pada kurikulum 2013, yaitu:
*      SD :  Masih bersangkutan dengan pembelajaran tematik integratif. IPA menjadi
 materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dll.
*      SMP : Materi matematika di SMP dalam kurikulum 2013 tidak jauh beda dengan
 kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
*      SMA : Materi pelajaran yang seharusnya diselesaikan dalam 3 tahun (seperti dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya) dapat diselesaikan dalam 2 tahun (kelas X dan XI). Hal ini dikarenakan pada saat kelas XII siswa lebih difokuskan untuk mendalami tes masuk perguruan tinggi.
Dengan standar penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
                                                   
  1. Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013.

Terdapat 14 prinsip pembelajaran kurikulum 2013 yaitu :
1)        Siswa Mencari Tahu, pembelajaran mendorong siswa menjadi siswa yang aktif. Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terharap suatu persoalan maka siswa merumuskannya dalam suatu pertanyaan.
2)        Belajar Berbasis Aneka Sumber, peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan dari guru saja melainkan dari berbagai sumber seperti buku, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan dan sebagainya.
3)        Proses sebagai Penguatan Pengunaan Pendekatan Ilmiah, guru tidak hanya memperoleh sumber dari  tertulis saja,dapat menggunakan mind maping, gambar, diagram dll.
4)        Pembelajaran Berbasis Kompetensi, pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar saja tetapi dari aktivitas dalam proses belajar.
5)        Pembelajaran Terpadu, semua materi pelajaran diletakan dalam sistem yang terpadu, untuk itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama,menentukan karya siswa bersama-sama sehingga beban belajar siswa dapat diatur.
6)        Pembelajaran dengan Jawaban yang Kebenarannya Multi Dimensi, disini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal, ketika siswa melihat suatu permasalahan yang sama, akan tetapi mereka akan mencari solusi atau alasan setiap orang berbeda.
7)        Keterampilan Aplikatif, metode pembelajaran yang digunakan guru beraneka raga, tidak hanya ceramah saja, banyak aplikasi yang dpat digunakan.
8)        Peningkatan dan Keseimbangan antara KeterampilanFisikal dengan Keterampilan Mental, hasil belajar tidak hanya menampilkan angka dalam bentuk pengetahuannya tetapi juga informasi menyangkut perkembangan sikap da keterampilannya.
9)        Pembelajaran yang Mengutamakan Pembudayaan dan Pemberdayaan Siswa Sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat, guru mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
10)    Pembelajaran yang Menerapkan Nilai-nilai dengan Memberi Keteladanan, Membangun Kemauan, dan Mengembangkan Kreativitas Siswa dalam Proses Bembelajaran, disini guru menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar hidup patuh menjalankan agama dan perilaku baik lain.
11)    Pembelajaran Berlangsung di Rumah, di Sekolah, dan di Masyarakat, peserta didik ditak hanya belajar di sekolah saja tetapi dimanapun dapan belajar.
12)    Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas.
13)    Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK yang ada.
14)    Pengakuan Atas Individu dan Latar Belakang Budaya Siswa, cita-cita, latar belakang, cara pandang, cara mendapat pendidikan di rumah, cara berfikir, dan keyakinan setiap siswa berbeda-beda.

  1. Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.

Kelebihan Kurikulum 2013:
1)        Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
2)        Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
3)        Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
4)        Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

Kelemahan Kurikulum 2013:
1)        Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2)        Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
3)        Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

  1. Pembelajaran Scientific

  1. Mengamati (Observing)
Metode mengamati / observasi mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan  tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya, proses mengamati memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Namun metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik karena peserta didik yang terlibat dalam proses mengamati akan dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

  1. Menanya (Questioning)
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri norma hukum? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri norma hukum.

  1. Menalar (Associating)
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata emiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.  Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara :
  1. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
  2. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
  3. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau   hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
  4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
  5. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
  6. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
  7. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
  8. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

  1. Mencoba (Experimenting)
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
a.         menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
b.         mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
c.         mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
d.        melakukan dan mengamati percobaan;
e.         mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
f.          menarik simpulan atas hasil percobaan;
g.         membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

  1. Membentuk jejaring pembelajaran / pembelajaran kolaboratif (networking)
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Untuk mengetahui definisi & contoh model pembelajaran kolaboratif Kurikulum 2013, serta langkah-langkah penerapan model pembelajaran Card Sort, Tim Siswa Kelompok Prestasi, Jigsaw, Group Investigation, CIRC, dan Inkuiri Dasar selengkapnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar