A. Latar
Belakang
Dalam bahasa
sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis,
argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah
masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah
manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi
keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak
mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika.
Sebagai
suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari
pemikir-pemikir Yunani yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam
perkembangannya, logika telah menarik minat dan dipelajari secara luas oleh
para filosof. Logika juga menarik minat filosof-filosof muslim sehingga menjadi
pembahasan yang menarik dalam masalah agama.
Logika tidak
mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk
yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai
pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan
kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika
merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati
agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
Banyak
permasalah dihadapan kita yang dapat kita cari solusinya dengan cara
menggunakan logika. Tetapi tidak semua masalah dapat kita selesaikan dengan
menggunakan logika. Apaka sah jika semua permasalahan dalam hidup ini kita
selesaikan dengan menggunakan logika?
Dengan demikian kami
menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan
mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B. Pembahasan
Pengertian Logika
Dalam
kehidupan sehari-hari
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Logika adalah ilmu
kecakapan menalar atau berfikir dengan tepat ( The Science and art of
correct thingking ) (Dr.W. Poespoprojo, 1989). Pengertian diatas
mengindikasikan bahwa berfikir atau menalaar adalah kegiatan akal budi manusia
untuk mengolah pengetahuan yang kita terima melalui panca indra dan
ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.
Berfikir menunjukkan
suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah. Dalam katagori ini
hasil lamunan dan hayalan tidak termasuk kegiatan berfikir. Suatu
pemikiran dikatakan tepat dan jitu bila dilakukan dengan penganalisaan,
pembuktian dengan alasan-alasan tertentu dan adanya kaitan antara yang
satu dengan lainnya. Pemikiran yang demikian disebut dengan logis.
Jalan pemikiran yang
mengesampingkan hal-hal tersebut diatas dikatagorikan pemikiran yang tidak
logis. Logika merupakan ilmu yang fundamental yang secara sistematis
menyelidiki, merumuskan dan menerangkan asas-asas yang harus ditaati agar orang
dapat berfikir dengan tepat, lurus dan teratur.
Maksud dan tujuan
logika adalah kecakapan menerapkan aturan-aturan pemikiran yang tepat terhadap
persoalan-persoalan yang kongrit yang kita hadapi , serta
pembiasaan sikap ilmiah, kritis dan obyektif.
Dalam
Cabang Filsafat
Filsafat adalah
kegiatan/hasil pemikiran/permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari
segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada
untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah
cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat
di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta
pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah
pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya. Logika digunakan
untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang
berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang
filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika sebagai cabang
filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang
aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil
kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat
menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O.
Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari
suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi
suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang
dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud
pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan
yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan
tentang penyimpulan.
Jenis-jenis Logika
Setelah mempelajari
tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak
sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan
logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah
kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat
pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia
ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika
alamiah ini sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan
logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas
yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika
ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih
mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini
adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.
Fungsi Logika
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas
berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika
menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan
keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas,
dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan
tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika
dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods)
yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang
umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
Selain itu logika
modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang cermat,
lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan
penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang
rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan.
Misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik, yang
tidak bersangkutan dengan argumen.
Pengertian ilmu logika
secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir benar. Jadi
dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir
benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang
selanjutnya dikembangkan dalam bentuk silogisme.
Dari uraian diatas,
dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:
1)
Membantu setiap orang
mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,
2)
Tertib, metodis, dan
koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
3)
Meningkatkan kemampuan
berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
4)
Menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
5)
Memaksa dan mendorong
orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
6)
Meningkatkan cinta akan
kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta
kesesatan.
7)
Mampu melakukan
analisis terhadap suatu kejadian.
8)
Sebagai ilmu alat dalam
mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.
Contoh Penggunaan Ilmu Logika Dalam Filsafat
Sebagai contoh di bidang filsafat mungkin anda menemukan kalimat:
"Isi adalah kosong".
"Isi adalah kosong".
Setelah anda mengetahui kalimat itu, apakah anda memahami makna yang sebenarnya?
Jika anda merasa memahami maknanya, yakinkan bahwa penafsiran anda tepat? Lalu
bagaimana ilmu logika memberikan strategi untuk memahami makna kalimat
tersebut? Yaitu dengan cara mencari argument pernyataan itu dari pihak yang
memberi pernyataan tersebut. Misalnya bila kalimat tersebut anda temukan dalam
sebuah buku, maka anda harus menemukan argumentnya dari buku itu juga. Jika
kalimat itu adalah kalimat logika, maka pastilah ada argumetnya.
Misalnya :"isi adalah kosong, karena isi itu berasal dari
kosong". Kalimat ini berisi dua pernyataan, yaitu :
Isi adalah kosong
Isi berasal dari kosong
Tetapi pada hakikatnya memiliki tiga pernyataan. Kita mengetahui pernyataan yang ketiga, tersirat, menurut rumus ilmu logika. Ketiga kalimat itu yaitu :
Isi adalah kosong
Isi berasal dari kosong
Setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong
Nah, sampai disini apakah anda sudah mengerti maknanya? Jika belum, maka menurut ilmu logika, anda jangan terus memikirkan kalimat pertama, melainkan memperhatikan salah satu dari argumentnya, mislanya argument,"setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong". Anda harus menemukan argument dari argument ini dalam buku tersebut. Misalnya argument dari kalimat tersebut adalah "karena setiap yang berasal dari kosong itu tidak ada". Mari kita uraikan dalam susun pikiran 3 kalimat :
Isi adalah kosong
Isi berasal dari kosong
Tetapi pada hakikatnya memiliki tiga pernyataan. Kita mengetahui pernyataan yang ketiga, tersirat, menurut rumus ilmu logika. Ketiga kalimat itu yaitu :
Isi adalah kosong
Isi berasal dari kosong
Setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong
Nah, sampai disini apakah anda sudah mengerti maknanya? Jika belum, maka menurut ilmu logika, anda jangan terus memikirkan kalimat pertama, melainkan memperhatikan salah satu dari argumentnya, mislanya argument,"setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong". Anda harus menemukan argument dari argument ini dalam buku tersebut. Misalnya argument dari kalimat tersebut adalah "karena setiap yang berasal dari kosong itu tidak ada". Mari kita uraikan dalam susun pikiran 3 kalimat :
Setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong
Setiap yang berasal dari kosong itu tidak ada
Setiap yang tidak ada itu sama dengan kosong
Nah, dari ketiga kalimat tersebut manakah yang tidak anda mengerti? Mungkin anda sudah mengerti dan mungkin masih mengerutkan kening, belum mengerti, karena belum terbiasa dengan alur logika yang berantai. Marilah saya jelaskan bahasa logika diatas dengan mengumpamakannya kepada. Sebagai berikut :
Tempe itu kacang
Tempe itu berasal dari kacang
Setiap yang berasal dari kacang adalah (hakikatnya) kacang (juga)
Jadi telah dipahami bahwa benar tempe itu kacang dengan pengertian tempe itu (hakikatnya)kacang. Jadi telah dipahami bahwa isi itu kosong, dengan pengertian bahwa isi itu (hakikatnya) kosong.
Setiap yang berasal dari kosong itu tidak ada
Setiap yang tidak ada itu sama dengan kosong
Nah, dari ketiga kalimat tersebut manakah yang tidak anda mengerti? Mungkin anda sudah mengerti dan mungkin masih mengerutkan kening, belum mengerti, karena belum terbiasa dengan alur logika yang berantai. Marilah saya jelaskan bahasa logika diatas dengan mengumpamakannya kepada. Sebagai berikut :
Tempe itu kacang
Tempe itu berasal dari kacang
Setiap yang berasal dari kacang adalah (hakikatnya) kacang (juga)
Jadi telah dipahami bahwa benar tempe itu kacang dengan pengertian tempe itu (hakikatnya)kacang. Jadi telah dipahami bahwa isi itu kosong, dengan pengertian bahwa isi itu (hakikatnya) kosong.
Jika anda sudah menerima bahwa hakikat dari tempe itu adalah kacang,
mengapa anda belum menerima kalau isi itu hakikatnya kosong? Mungkin karena
anda sudah mengetahi proses pembuatan tempe, tetapi anda belum tahu proses
pembuatan isi? Jika demikian, maka untuk lebih memahami filsafat isi kosong itu
berarti anda harus mencari tahu bagaimana proses perubahan kosong menjadi isi,
seperti proses perubahan kacang menjadi tempe. Jika dalam buku filsafat yang
anda baca itu tidak ada penjelasannya, maka tidak usah pusing memikirkannya,
berarti memang penulis buku tersebut tidak memberikan uraian yang jelas untuk
anda.
Jika anda sudah menerima bahwa hakikat dari tempe itu adalah kacang,
mengapa anda belum menerima kalau isi itu hakikatnya kosong? Mungkin karena
anda sudah mengetahi proses pembuatan tempe, tetapi anda belum tahu proses
pembuatan isi? Jika demikian, maka untuk lebih memahami filsafat isi kosong itu
berarti anda harus mencari tahu bagaimana proses perubahan kosong menjadi isi,
seperti proses perubahan kacang menjadi tempe. Jika dalam buku filsafat yang
anda baca itu tidak ada penjelasannya, maka tidak usah pusing memikirkannya,
berarti memang penulis buku tersebut tidak memberikan uraian yang jelas untuk
anda.
C. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti
perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode
dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari
penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh
Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh
Aristoteles dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua
macam yaitu : logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika
juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan
manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan
kebenaran dan menghindari kekeliruan.
D. Saran
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun
kita untuk berpikir benar dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu
berpikir secara logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien,
tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam
pemecahan suatu masalah.
DAFTAR
ISI
http://dirgantarawicaksono.blogspot.co.id/2013/04/penalaran-dan-logika-dalam-filsafat.html , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
http://adesmedia.blogspot.co.id/2013/02/filsafat-logika-sebagai-cabang-filsafat.html , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
http://ruhulauliya.students.uii.ac.id/filsafat-dan-logika/ , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Logika , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
http://duniabaca.com/peranan-logika-dalam-filsafat.html , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar