Senin, 30 November 2015

LOGIKA DALAM FILSAFAT


A. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika.
            Sebagai suatu ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah, logika lahir dari pemikir-pemikir Yunani yaitu Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Dalam perkembangannya, logika telah menarik minat dan dipelajari secara luas oleh para filosof. Logika juga menarik minat filosof-filosof muslim sehingga menjadi pembahasan yang menarik dalam masalah agama.
Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
            Banyak permasalah dihadapan kita yang dapat kita cari solusinya dengan cara menggunakan logika. Tetapi tidak semua masalah dapat kita selesaikan dengan menggunakan logika. Apaka sah jika semua permasalahan dalam hidup ini kita selesaikan dengan menggunakan logika?
Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.

B. Pembahasan 

 Pengertian Logika
Dalam kehidupan sehari-hari
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Logika adalah ilmu kecakapan  menalar atau berfikir dengan tepat ( The Science and art of correct thingking )  (Dr.W. Poespoprojo, 1989). Pengertian diatas mengindikasikan bahwa berfikir atau menalaar adalah kegiatan akal budi manusia untuk mengolah pengetahuan yang kita terima  melalui panca indra dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.
Berfikir menunjukkan suatu bentuk  kegiatan akal yang khas dan terarah. Dalam katagori ini hasil lamunan dan hayalan tidak termasuk kegiatan berfikir.  Suatu pemikiran dikatakan tepat dan jitu bila dilakukan dengan penganalisaan, pembuktian dengan alasan-alasan tertentu  dan adanya kaitan antara yang satu dengan lainnya. Pemikiran yang demikian disebut dengan logis.
Jalan pemikiran yang mengesampingkan hal-hal tersebut diatas dikatagorikan pemikiran yang tidak logis. Logika merupakan ilmu yang fundamental yang secara sistematis menyelidiki, merumuskan dan menerangkan asas-asas yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan tepat, lurus dan teratur.
Maksud  dan tujuan logika adalah kecakapan menerapkan aturan-aturan pemikiran yang tepat terhadap persoalan-persoalan yang kongrit  yang kita hadapi ,  serta pembiasaan sikap ilmiah, kritis dan obyektif.
Dalam Cabang Filsafat
Filsafat adalah kegiatan/hasil pemikiran/permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya. Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.

Jenis-jenis Logika
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.
2.      Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.

Fungsi Logika
 Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
Selain itu logika modern (terutama logika perlambang) dengan berbagai pengertian yang cermat, lambang yang abstrak dan aturan-aturan yang diformalkan untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat menangani perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan program komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan argumen.
Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana sistematika atau aturan-aturan berpikir benar. Subjek inti ilmu logika adalah definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk silogisme.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:
1)       Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,                     
2)       Tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
3)       Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
4)       Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
5)       Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.                                               
6)       Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
7)       Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
8)       Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.
Contoh Penggunaan Ilmu Logika Dalam Filsafat
Sebagai contoh di bidang filsafat mungkin anda menemukan kalimat:
"Isi adalah kosong".
Setelah anda mengetahui kalimat itu, apakah anda memahami makna yang sebenarnya? Jika anda merasa memahami maknanya, yakinkan bahwa penafsiran anda tepat? Lalu bagaimana ilmu logika memberikan strategi untuk memahami makna kalimat tersebut? Yaitu dengan cara mencari argument pernyataan itu dari pihak yang memberi pernyataan tersebut. Misalnya bila kalimat tersebut anda temukan dalam sebuah buku, maka anda harus menemukan argumentnya dari buku itu juga. Jika kalimat itu adalah kalimat logika, maka pastilah ada argumetnya.
Misalnya :"isi adalah kosong, karena isi itu berasal dari kosong". Kalimat ini berisi dua pernyataan, yaitu :
Isi adalah kosong
Isi berasal dari kosong

Tetapi pada hakikatnya memiliki tiga pernyataan. Kita mengetahui pernyataan yang ketiga, tersirat, menurut rumus ilmu logika. Ketiga kalimat itu yaitu :
Isi adalah kosong
Isi berasal dari kosong
Setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong

Nah, sampai disini apakah anda sudah mengerti maknanya? Jika belum, maka menurut ilmu logika, anda jangan terus memikirkan kalimat pertama, melainkan memperhatikan salah satu dari argumentnya, mislanya argument,"setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong". Anda harus menemukan argument dari argument ini dalam buku tersebut. Misalnya argument dari kalimat tersebut adalah "karena setiap yang berasal dari kosong itu tidak ada". Mari kita uraikan dalam susun pikiran 3 kalimat :
Setiap yang berasal dari kosong itu sama dengan kosong
Setiap yang berasal dari kosong itu tidak ada
Setiap yang tidak ada itu sama dengan kosong

Nah, dari ketiga kalimat tersebut manakah yang tidak anda mengerti? Mungkin anda sudah mengerti dan mungkin masih mengerutkan kening, belum mengerti, karena belum terbiasa dengan alur logika yang berantai. Marilah saya jelaskan bahasa logika diatas dengan mengumpamakannya kepada. Sebagai berikut :
Tempe itu kacang
Tempe itu berasal dari kacang

Setiap yang berasal dari kacang adalah (hakikatnya) kacang (juga)
Jadi telah dipahami bahwa benar tempe itu kacang dengan pengertian tempe itu (hakikatnya)kacang. Jadi telah dipahami bahwa isi itu kosong, dengan pengertian bahwa isi itu (hakikatnya) kosong.
Jika anda sudah menerima bahwa hakikat dari tempe itu adalah kacang, mengapa anda belum menerima kalau isi itu hakikatnya kosong? Mungkin karena anda sudah mengetahi proses pembuatan tempe, tetapi anda belum tahu proses pembuatan isi? Jika demikian, maka untuk lebih memahami filsafat isi kosong itu berarti anda harus mencari tahu bagaimana proses perubahan kosong menjadi isi, seperti proses perubahan kacang menjadi tempe. Jika dalam buku filsafat yang anda baca itu tidak ada penjelasannya, maka tidak usah pusing memikirkannya, berarti memang penulis buku tersebut tidak memberikan uraian yang jelas untuk anda.
Jika anda sudah menerima bahwa hakikat dari tempe itu adalah kacang, mengapa anda belum menerima kalau isi itu hakikatnya kosong? Mungkin karena anda sudah mengetahi proses pembuatan tempe, tetapi anda belum tahu proses pembuatan isi? Jika demikian, maka untuk lebih memahami filsafat isi kosong itu berarti anda harus mencari tahu bagaimana proses perubahan kosong menjadi isi, seperti proses perubahan kacang menjadi tempe. Jika dalam buku filsafat yang anda baca itu tidak ada penjelasannya, maka tidak usah pusing memikirkannya, berarti memang penulis buku tersebut tidak memberikan uraian yang jelas untuk anda.

C. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.

D. Saran
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.

DAFTAR ISI

http://ruhulauliya.students.uii.ac.id/filsafat-dan-logika/ , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Logika , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB
http://duniabaca.com/peranan-logika-dalam-filsafat.html , diakses hari Senin, 19 Oktober 2015. 19:45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar