Salah
satu artifak dari dunia keyakinan pada Tuhan adalah kreasionisme ilmiah, sebuah
usaha untuk menyeimbangkan penafsiran fundamentalis dari injil judeo-kristen
dengan penemuan sains modern. Berpuluh tahun setelah “pengadilan monyet” yang terkenal
yang memperdebatkan pro dan kontra terhadap penemuan evolusioner, kita masih
mengulang argument ini di sekolah. Kreasionisme memiliki premis dasar yang
sangat sederhana, bahwa semua mahluk hidup diciptakan Tuhan serta merta, tanpa melalui proses evolusi. Kreasionisme
mengajukan gagasan yang tidak masuk akal mengenai penciptaan mahluk hidup namun
memenangkan hati masyarakat umum karena kesesuaiannya dengan agama. Dalam
kata-kata paleontolog-biolog Harvard, Stephen Jay Gould, "Sains penciptaan
adalah kebodohan yang bijaksana”. Kebodohan yang bijaksana adalah sebuah
istilah kontradiksi. Karena mustahil bagi orang bodoh untuk menjadi bijaksana,
begitu pula mustahil bagi kreasionisme untuk menjadi sains.
Gagasan
kreasionisme (penciptaan) adalah sebuah gagasan yang menolak sains dalam
menjelaskan asal usul mahluk hidup. Frase “Sains penciptaan” adalah kekonyolan,
dan tidak mesti diajarkan dimanapun di sekolah. Bahkan sebagian umat Kristen,
melihat kalau itu adalah penyimpangan dari injil dan mengalihkan non-kristen/islam yang menyadari kalau kreasionisme adalah kekonyolan.
Walau demikian, kita tidak dapat memakai sains untuk membuktikan ketiadaan tuhan;
itu mustahil. Dua ilmuan besar amerika diantara banyak ilmuan lainnya yang
percaya adanya tuhan namun menolak kreasionisme adalah Francis Collins, ketua
Human Genome Project, dan Kenneth Miller, penulis buku paket biologi Sekolah
Menengah di AS. Banyak orang terkenal yang benar-benar ingin mengajarkan
kreasionisme di sekolah, sebagian dengan istilah “desain cerdas”, namun yang
mereka ganti hanyalah nama.
Pendidikan
sekuler yang berkualitas adalah mendasar unuk sebuah masyarakat agar berfungsi
dengan baik. Ia menjadi antidote efektif untuk ketidakpedulian, ketidak
rasionalan, prasangka, dan banyak penyakit sosial lainnya. Survey oleh
para peneliti Penn State University menunjukkan kalau satu dari delapan guru
biologi di AS mengajarkan kreasionisme sebagai alternative dari teori evolusi.
Dari 939 guru biologi yang disurvey oleh Penn State, 25% menunjukkan kalau
mereka menghabiskan waktu di kelas membahas kreasionisme. Sekitar separuh dari
mereka setuju kalau kreasionisme adalah “alternative ilmiah yang sah dari
penjelasan Darwinian atas asal usul spesies” dan kalau “banyak ilmuan terkenal
memandangnya sebagai alternative dari teori Darwin.” Ini berarti mendekati 12%
dari guru sekolah menengah AS memegang pandangan yang salah ini. Sebagaimana
yang Brandon Keim dari Wired Science tekankan, "…mengajarkan kreasionisme
atau desain cerdas disamping evolusi, seolah penjelasan religius memiliki
tempat dalam keabsahan ilmiah evolusi, tidak dapat diterima – ia mengajarkan
cara berpikir yang mengambang dan tidak kritis".
Kreasionisme,
agama dan keyakinan konyol lainnya …. Apa bahayanya dalam mempercayai banyak
hal ini? Sebagian apologis mencoba taktik meyakinkan orang kalau adalah baik
kalau percaya pada keabsurd-an karena ia tidak menyakiti siapa-siapa. Tapi kita
telah melihat dalam sejarah, bagaimana keyakinan-keyakinan gila membuat
orang-orang tersakiti. Sebagian orang Kristen bahkan tidak ingin bersentuhan
dengan Darwinisme. Mereka mengatakan kalau hanya kreasionisme atau desain
cerdas yang sesuai dengan ajaran Kristen, sementara yang lain diracuni dengan
seleksi alam. Tidak seperti pertanyaan-pertanyaan yang melibatkan alam semesta
material –dimana keberadaan tuhan yang tidak ada adalah fakta yang membuat para
pendebat hanya berharap untuk menemukan namun tidak mengendalikan – orang dapat
paling tidak berusaha membuat masyarakat satu dimana kreasionisme sosial,
deisme sosial dan ateisme sosial berdampingan. Namun masyarakat tampak menuju
lebih jauh dalam spectrum dari kreasionisme sosial menuju deisme sosial dan akhirnya
ateisme sosial.
Kreasionisme di bagi dua, bumi muda dan
bumi tua. Kreasionisme bumi muda percaya kalau usia bumi kita ini masih sangat
muda, sementara kreasionisme bumi tua percaya sama dengan penemuan ilmiah,
hanya tanpa evolusi. Sungguh demikian, kreasionisme bumi muda juga mendapat
tempat di sekolah-sekolah Kristen tertentu di AS. Sebagian orang berpendapat
kalau pengajaran kreasionisme disekolah adalah semacam pelecehan terhadap anak.
Dalam
islam, tokoh kreasionis yang terkenal adalah Harun Yahya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar