Manusia dalam Pandangan Islam
1) Dualisme Pandangan Tentang Manusia

a.
Kapitalisme
atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan
alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat
keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi
pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan
pribadi.
b.
Rasionalisme atau gerakan rasionalis
adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan
melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada
melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari
segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah
wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau
takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut:
· Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa
manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis
yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik.
· Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan
pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun
yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam
rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis.
c.
Empirisme
adalah suatu aliran dalam filsafat
yang menyatakan bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman manusia.
Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam
dirinya ketika dilahirkan.

Ukhuwah Insaniah, yaitu persaudaraan dan
persahabatan sesama manusia yang disebut brotherhood humanities. Semua
umat manusia sebagai makhluk social tidak mungkin dapat hidup sendirian, karena
itu satu sama lain hakekatnya saling membutuhkan untuk berinteraksi. Hubungan
yang lain, seperti hubungan ekonomi, politik, peradaban, kebudayaan, dan
lain sebagainya.
2) Manusia Dalam Al-Qur’an



Manusia, dengan demikian diakui Islam unggul dalam
kedua aspeknya, yaitu Jasad dan Rohani, atau Fisik dan Non-Fisik.
3)
Potensi Manusia

Menyusun konsep,
mengembangkan, dan mengemukakan gagasan, serta melaksanakannya.

Pengalaman Adam-Hawa di
Surga.

Oleh karena fitrahnya,
manusia memiliki gabungan berbagai unsur; antara ruh dan nafs, akal
dan kalbu.
4)
Unsur-Unsur Kemanusiaan Islam
a.
Nafs (nafsu)
Wadah kebaikan dan
keburukan (QS. As-Syams: 7-8), Totalitas potensi manusia (QS. Al-Ra’d: 11)
·
an-Nafsu al-Lawwamah
·
an-Nafsu al-Amarah
·
an-Nafsu al-Muthmainnah
b.
Ruh (rohani)
Ruh
adalah urusan-Ku (QS. Al-Isra:85)
·
Ruh untuk manusia pilihan Allah (QS. Al-Mu’min:15)
·
Ruh untuk manusia mu’min (QS. Al-Mujadalah: 22)
·
Ruh untuk seluruh manusia
c.
Al-‘Aql (akal)
Kata al-’Aql tidak
disebutkan dalam al-Qur’an kecuali dalam bentuk kata kerja (masa kini, dan masa
lampau), yang arti harfiahnya; “ikatan”, “tali pengikat”, atau “penghalang”.
·
Ya’qiluhaa = daya untuk memahami, mendeskripsikan sesuatu (QS. Al ’Ankabut: 43)
·
Ta’qiluun = dorongan moral, motivasi (QS. Al-An’am: 151)
·
Na’qilu = kekuatan untuk mengambil hikmah, kesimpulan (QS. Al-Mulk: 10)
d.
Al-Qalb (kalbu; hati/jantung)
Bermakna “membalik”,
sebagaimana sifat hati yang seringkali berbolak-balik (susah-senang, setuju-tidak
setuju).
·
hati yang baik (QS. Ali ‘Imran:151)
·
hati orang kafir (QS. al-Hujarat: 7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar