Minggu, 27 September 2015

Bagaimana Kritik Islam Terhadap Kapitalisme?




Dr. M. Amien Rais (Cakrawala Islam, 1991) mengatakan bahwa kapitalisme pada hakikatnya hanyalah “hasil sampingan” (by product) dari filsafat politik yang bernama liberalisme, yang berkembang di Zaman Pencerahan (enlightenment) pada abad ke-18 di Eropa. Semangat liberalisme itu mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia sama sekali tidak jahat, dan sejarah umat manusia dapat disimpulkan sebagai sejarah kemajuan (progress) yang menuju kepada suatu tatanan rasional dalam kehidupan, sehingga tuntutan spiritual dari lembaga agama apa pun tidak lagi diperlukan.
Filsafat politik liberalisme, dengan didorong rasionalisme yang menyatakan bahwa  rasio manusia dapat menerangkan segala hal di dunia ini secara komprehensif dan tuntas, kemudian melahirkan kapitalisme. Sesuai dengan prinsip laissez faire, laissez passer, mekanisme pasar yang terdiri atas penawaran dan permintaan (supply and demand) akan mengatur kegiatan  ekonomi masyarakat secara sebaik-baiknya.  Tangan yang tidak kelihatan (the invisible-hand) dalam mekanisme ekonomi pasar itu akan mengatur kegiatan ekonomi masyarakat secara paling rasional, dan karena itu dapat menciptakan kesejahteraan sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Tetapi ternyata kemudian bahwa kapitalisme itu justru menimbulkan suatu masyarakat yang sangat tidak egalitarian dan menciptakan kesengsaraan bagi rakyat banyak, disamping munculnya  keserakahan pendukung kapitalisme serta individualisme yang menyebabkan alienasi.
Kegagalan kapitalisme menghantarkan masyarakat menuju tatanan idealnya,  tentu bukan hanya terkait dengan problematik praktikalnya, tapi diyakini  berangkat dari kesalahan yang bersifat sangat fundamental. Yakni bahwa kapitalisme sejak awal mulai dari asas, pandangan tentang problematika ekonomi dan sejumlah gagasan-gagasan derivasinya memang telah keliru. Sesuatu yang telah keliru pondamennya, pasti hasil akhirnya juga akan keliru. Oleh karenanya,  dampak buruk yang ditimbulkan kapitalisme di tengah masyarakat adalah wajar belaka.
Bila diperhatikan secara seksama,  terdapat tiga pandangan utama yang sesungguhnya membangun sistem ekonomi kapitalis.  Pertama, pandangan tentang konsep kelangkaan (scarcity) barang dan jasa. Kedua,  pandangan tentang konsep nilai (value) suatu barang dan jasa yang dihasilkan. Ketiga, pandangan tentang konsep harga dan peranannya dalam produksi, konsumsi, dan distribusi. Dan dengan pengkajian yang mendalam, maka akan nampak beberapa kesalahan dan kelemahan mendasar pada pandangan-pandangan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar