Dr. M. Amien Rais (Cakrawala
Islam, 1991) mengatakan bahwa kapitalisme pada hakikatnya hanyalah “hasil
sampingan” (by product) dari filsafat politik yang bernama liberalisme,
yang berkembang di Zaman Pencerahan (enlightenment) pada abad ke-18 di
Eropa. Semangat liberalisme itu mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia sama
sekali tidak jahat, dan sejarah umat manusia dapat disimpulkan sebagai sejarah
kemajuan (progress) yang menuju kepada suatu tatanan rasional dalam
kehidupan, sehingga tuntutan spiritual dari lembaga agama apa pun tidak lagi
diperlukan.
Filsafat politik liberalisme, dengan
didorong rasionalisme yang menyatakan bahwa rasio manusia dapat
menerangkan segala hal di dunia ini secara komprehensif dan tuntas, kemudian
melahirkan kapitalisme. Sesuai dengan prinsip laissez faire, laissez passer,
mekanisme pasar yang terdiri atas penawaran dan permintaan (supply and
demand) akan mengatur kegiatan ekonomi masyarakat secara
sebaik-baiknya. Tangan yang tidak kelihatan (the invisible-hand)
dalam mekanisme ekonomi pasar itu akan mengatur kegiatan ekonomi masyarakat
secara paling rasional, dan karena itu dapat menciptakan kesejahteraan
sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Tetapi ternyata kemudian bahwa
kapitalisme itu justru menimbulkan suatu masyarakat yang sangat tidak
egalitarian dan menciptakan kesengsaraan bagi rakyat banyak, disamping
munculnya keserakahan pendukung kapitalisme serta individualisme yang
menyebabkan alienasi.
Kegagalan kapitalisme menghantarkan
masyarakat menuju tatanan idealnya, tentu bukan hanya terkait dengan
problematik praktikalnya, tapi diyakini berangkat dari kesalahan yang
bersifat sangat fundamental. Yakni bahwa kapitalisme sejak awal mulai dari
asas, pandangan tentang problematika ekonomi dan sejumlah gagasan-gagasan
derivasinya memang telah keliru. Sesuatu yang telah keliru pondamennya, pasti
hasil akhirnya juga akan keliru. Oleh karenanya, dampak buruk yang
ditimbulkan kapitalisme di tengah masyarakat adalah wajar belaka.
Bila diperhatikan secara
seksama, terdapat tiga pandangan utama yang sesungguhnya membangun sistem
ekonomi kapitalis. Pertama, pandangan tentang konsep kelangkaan (scarcity)
barang dan jasa. Kedua, pandangan tentang konsep nilai (value)
suatu barang dan jasa yang dihasilkan. Ketiga, pandangan
tentang konsep harga dan peranannya dalam produksi, konsumsi, dan distribusi. Dan dengan pengkajian yang mendalam,
maka akan nampak beberapa kesalahan dan kelemahan mendasar pada
pandangan-pandangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar